RESISTOR

Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya – Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga Merupakan seorang Fisikawan Jerman.
Jenis jenis Resistor
- Resistor Tetap
- Resistor Variabel
- Thermistor (Thermal Resistor)
- LDR (Light Dependent Resistor)
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.
A. Bentuk dan symbol Fixed resistor

B. Kode warna resistor
Kode warna resistor berbentuk pita bewarna yg mengitari tubuh resistor. Sistem kode warna ini pengembang pertamanya oleh Amerika Radio Manufacturers Association (RMA) dan perkumpulan pabrik radio Eropa, yg dibentuk di awal th 1920 an. Kelompok tersebut merubah namanya di tahun 1957 menjadi EIA (Elekctronic Industries Alliance), serta mempubilkasikan sistem tersebut sbg standar EIA-RS-279.
Contoh Perhitungan
Hitung nilai resistor dengan 4 gelang warna diatas:
- Gelang ke-1 berwarna coklat = 1
- Gelang ke-2 berwarna jingga/orange = 3
- Gelang ke-3 berwarna biru = 6 atau 106 atau 1 Megaohm
- Gelang ke-4 berwarna emas = ± 5%
Nilai resistor = 13 * 106 dengan toleransi ±5%
Nilai resistor = 13.000.000 ohm = 13 Megaohm dengan toleransi ±5%
Nilai toleransi resistor = 13.000.000 x 5% = 650.000 ohm
Nilai batas maksimum resistor = 13.000.000 + 650.000 = 13.650.000 ohm
Nilai batas minimum resistor = 13.000.000 - 650.000 = 12.350.000 ohm
Resistor dapat dikatakan masih baik apabila memiliki nilai hambatan lebih besar sama dengan 12.350.000 ohm dan lebih kecil sama dengan 13.650.000 ohm (12.350.000 ohm < nilai R < 13.650.000 ohm).

- Gelang ke-1 berwarna merah = 2
- Gelang ke-2 berwarna jingga/orange = 3
- Gelang ke-3 berwarna kuning = 4
- Gelang ke-4 berwarna hitam = 0 atau 100 atau 1 ohm
- Gelang ke-5 berwarna perak = ±10%
Nilai resistor = 234 * 100 = 234 ohm dengan toleransi ±10%
Nilai toleransi resistor = 234 ohm x 10% = 23,4 ohm
Nilai batas maksimum resistor = 234 + 23,4 = 257,4 ohm
Nilai batas minimum resistor = 234 – 23,4 = 210,6 ohm
Resistor dapat dikatakan masih baik apabila memiliki nilai hambatan lebih besar sama dengan 210,6 ohm dan lebih kecil sama dengan 257,4 ohm (210,6 ohm < nilai R < 257,4 ohm).
Bentuk resistor smd
- SMD merupakan singkatan dari Surface Mount Device. Sebuah SMD adalah komponen elektronik yang dibuat untuk digunakan dengan SMT (Surface Mount Technology). SMT dikembangkan untuk memenuhi keinginan yang sedang berlangsung yaitu, mencetak ataupun membuat papan sirkuit dengan komponen yang lebih kecil, lebih cepat, lebih efisien dan lebih murah.
- Karena ukuran resistor SMD yang sangat kecil, pada resistor SMD tidak dicetak kode warna seperti pada resistor umumnya, melainkan dikembangkan kode baru untuk resistor SMD, yaitu dengan sistem tiga digit, empat digit, dan sistem Electronic Industries Alliance (EIA) yang disebut EIA-96.
Sistem tiga dan empat digit
Dalam sistem ini dua atau tiga digit angka yang pertama menunjukkan nilai resistansi numerik dari resistor dan digit angka yang terakhir merupakan pengali (multiplier). Jumlah angka terakhir merupakan pangkat dari 10 yang digunakan untuk mengalikan nilai resistor yang diberikan. Berikut ini beberapa contoh mengetahui nilai resistor SMD dengan sistem ini:
- 450 = 45Ω x 10 0 adalah 45Ω
- 273 = 27Ω x 10 3 adalah 27,000Ω (27kΩ)
- 7992 = 799Ω x 10 2 adalah 79,900Ω (79.9kΩ)
- 1733 = 173Ω x 10 3 adalah 173,000Ω (173kΩ)
Tapi juga ada yang menggunakan kode dengan huruf “R”, contohnya seperti 0R5 yang berarti 0.5Ω dan 0R01 yang berarti 0.01Ω. penggunaan huruf “R” digunakan sebagai penunjuk posisi titik desimal untuk tahanan/ resistansi dengan nilai yang lebih rendah dari 10 Ω.
Sistem the EIA-96
E96-seri , sehingga ditujukan untuk resistor dengan toleransi 1%. Dalam sistem ini terdapat 3 digit, dua digit angka yang pertama menunjukkan nilai resistor, sedangkan digit huruf yang terakhir merupakan kode pengali. Untuk mengetahui atau menghitung nilai dari resistor SMD dengan sistem ini diperlukan tabel kode-kode dibawah ini, yang pada dasarnya merupakan nilai-nilai dari seri E96. Sebagai contoh, kode 04 berarti 107 ohm, dan 60 berarti 412 ohm. Faktor pengali akan memberikan nilai akhir dari resistor, misalnya:
- 01A = 100 Ω ± 1%
- 38C = 24300 Ω ± 1%
- 92Z = 0,887 Ω ± 1%
Rating daya (power rating)
Untuk mengetahui rating daya (watt) dari resistor SMD, bisa dilakukan dengan cara mengukur panjang dan lebar. Kemudian cocokkan dengan tabel dibawah ini:
Untuk mengetahui rating daya (watt) dari resistor SMD, bisa dilakukan dengan cara mengukur panjang dan lebar. Kemudian cocokkan dengan tabel dibawah ini:
Catatan:
- Resistor SMD dengan tanda 0, 00, 000 atau 0000 adalah resistor dengan nilai 0 ohm yang biasa digunakan sebagai jumper.
- Untuk resistor SMD dengan tiga digit angka mempunyai nilai toleransi sebesar 5%, sedangkan resistor SMD dengan empat digit dan EIA-96 memiliki toler
Resistor variabel
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.

Potensiometer
Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

Pengertian dan Fungsi Potensiometer, – Dalam Peralatan Elektronik, sering ditemukan Potensiometer yang berfungsi sebagai pengatur Volume di peralatan Audio / Video seperti Radio, Walkie Talkie, Tape Mobil, DVD Player dan Amplifier. Potensiometer juga sering digunakan dalam Rangkaian Pengatur terang gelapnya Lampu (Light Dimmer Circuit) dan Pengatur Tegangan pada Power Supply (DC Generator). Jadi apa sebenarnya Potensiometer itu?
JENIS JENIS POTENSIOMETER
JENIS JENIS POTENSIOMETER
- Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
- Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
- Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Thermistor
Pengertian Thermistor (NTC dan PTC) beserta Karakteristiknya – Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Karaktreristik Thermistor NTC dan PTC
Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya perubahan suhu disekitarnya (dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA Part No. NXFT15XH103), Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu ruangan (25°C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai resistansinya akan menjadi 197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC akan menurun menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kΩ dan pada suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ. Jika digambarkan, maka Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah seperti dibawah ini :
Bentuk dan Simbol LDR
LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika sebagai sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling, Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.
Cara Mengukur LDR (Light Dependent Resistor) dengan Multimeter
Alat Ukur yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan LDR adalah Multimeter dengan fungsi pengukuran Ohm (Ω). Agar Pengukuran LDR akurat, kita perlu membuat 2 kondisi pencahayaan yaitu pengukuran pada saat kondisi gelap dan kondisi terang. Dengan demikian kita dapat mengetahui apakah Komponen LDR tersebut masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak.
Mengukur LDR pada Kondisi Terang
- Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
- Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
- Berikan cahaya terang pada LDR
- Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR pada kondisi terang akan berkisar sekitar 500 Ohm.
Mengukur LDR pada Kondisi Gelap
- Atur posisi skala selektor Multimeter pada posisi Ohm
- Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak ada polaritas)
- Tutup bagian permukaan LDR atau pastikan LDR tidak mendapatkan cahaya
- Baca nilai resistansi pada Display Multimeter. Nilai Resistansi LDR di kondisi gelap akan berkisar sekitar 200 KOhm.

Comments
Post a Comment